Meditasi Cinta Garabag
oleh Yeti Mulyati
Bagian I
Langit membiru dengan lukisan awan yang tertata semaunya atas perintah alam. Matahari bersembunyi di balik awan tampaknya dia malu untuk menyapa dunia karena merasa ditelanjangi, lapisan ozonnya rusak. Angin semilir membisikkan luka alam yang semakin parah. Namun hari itu tampaknya hari baik bagi siswa SMA Harapan Jaya. Saat itu adalah hari Masa Orientasi Siswa (MOS) baru. Mereka tidak peduli dengan gejala alam yang terjadi. Mereka hanya memikirkan bagaimana cara menyelesaikan tugas dari kakak kelas agar tidak lagi mendapat hukuman.
Di sebuah kantin sedang berkumpul 5 orang siswi yang tergabung dalam sebuah perkumpulan anak. mereka menamakan dirinya garabag. Sebetulnya perkumpulan anak ini terbentuk dengan tidak sengaja. Berawal dari canda gurau akhirnya perkumpulan itu terbentuk. Nama garabag diambil dari bahasa sunda yang artinya ceroboh. Memang itulah yang tergambar pada mereka. kecerobohan dalam mengatur uang jajan, kecerobohan dalam bicara (ceplas-ceplos), kecerobohan dalam belajar, dan yang paling penting kecerobohan dalam memilih pacar. Gara-gara kecerobohannya itu satu persatu personil garabag dikibulin oleh yang namanya cowok. Ya yang namanya cinta tidak punya mata, jadi wajarlah kalau patah hati. itulah prinsip mereka.
"Wey lo tau gak kak Andri kerjaannya lihat gue terus, kayanya dia baru lihat cewek cantik ya! Firda nyeletuk di tengah-tengah keramaian temannya.
"Ha...ha...ha... ", suara tawa anak-anak garabag memecah kekagetan mereka.
"Firda lo gak ngaca ya atau baru bangun tidur? Bilang saja lo naksir". Sela Pupu gak jelas karena mulut penuh dengan kerupuk.
"Kalau gue suka sama Ramdan. Iih...kece banget dia" Timpal Seni sambil senyum-senyum.
"Duh ni anak udah pada gila kali", seru Pupu.
Tiba-tiba bel berbunyi, semua anak pada minggat menuju ke kelas sambil cekikikan. Di kelas belum ada guru untuk ngasih materi. Seni yang duduk di bangku kedua menatap sesosok tubuh mungil, Ramdan namanya. Semenjak masuk ke SMP pandangannya selalu menempel pada pria ini.
"Hey lo senyum-senyum sendiri, kaya orang stres aja" Leni memecahkan lamunan Seni
"Iya gue lagi stres karena cinta".
"Tinggal bilang aja, ungkapin aja perasaan lo".
"Malu ah masa cewek duluan".
"Ntar lo nyesel". Keduanya berhenti berdebat saat kakak kelas masuk. Sambil menunggu pemateri masuk kelas X A asyik mengikuti permainan dari kakak kelas mereka. (Bersambung)