BAB I
AKU HARUS KUAT
_Jika kamu lemah, orang di sekitarmu akan terus menekanmu_
“SHA BANGUN! UDAH SIANG INI. KAMU
KAN HARUS SEKOLAH.” Teriak seseorang yang memanggil Alesha dengan keras. “Iya
Mah, Alesha udah bangun kok. Jangan teriak-teriak Mah!” Alesha dengan cepat
bangun dari tempat tidurnya. Mamah Alesha memang keras pada anaknya. Ia tidak
mau Alesha menjadi anak yang lemah.
***
“Asha
berangkat ya Mah!” Alesha sambil berjalan ke luar. “Tunggu Sha! ini jualannya
belum kamu bawa.” Mama Asha sambil memberikan barang jualan untuk Asha bawa ke
sekolah. “Eh iya lupa Mah. Asha berangkat dulu ya Mah, Assalamu’alaikum!” Pamit
Asha pada ibunya. “Pak, Alesha berangkat
yah!” Juga pamit pada ayahnya.
Keluarga
Alesha atau biasa dipanggil Asha, dari dulu tergolong keluarga sederhana, tidak
dikelilingi oleh banyak harta. Makanya Alesha harus membantu keluarga demi
kelangsungan hidup mereka. Tah hanya itu, mamahnya yang bernama Rianti selain
jualan juga membuka jasa menjahit. Ayahnya berdagang keliling. Alesha kini baru
duduk di bangku SMP. Asha sekolah di SMP CINTA SATU yang cukup terkenal. Letak
sekolahnya tidak jauh dari rumahnya.
***
“BRUKKK!”
Barang dagangan Alesha jatuh berantakan. “ Maaf shay a, aku sengaja. HAHAHAHA.”
Sekelompok anak-anak bandel mengganggu Alesha
dan menjatuhkan semua barang dagangan. Ya, memang Asha setiap hari
mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari teman-temannya. “Kalian itu kenapa
sih jatuhkan barang daganganku?” Raut muka Asha sedih. Alesha ingin sekali
membalas perbuatan mereka tapi Alesha tidak berdaya.
“Ngak apa-apa, pingin aja jatuhin
barang dagangan lo, hahahaa,” timpal salah satu geng lotek itu. Ya mereka
adalah geng lotek yang selalu mengganggu Alesha karena Alesha anak yang miskin.
Menurut mereka Asha bisa sekolah di SMP CINTA SATU berkat kecerdasannya. Asha
anak yang berprestasi sehingga mendapatkan beasiswa. Asha selalu mendapatkan
peringkat I setiap semesternya.
TRIINGGG, TRINGNGG….
Bel masuk sudah berbunyi. Asha
bergegas masuk ke kelas dan meninggalkan geng Lotek itu. Asha anak yang rajin
dan berprestasi. Guru-guru selalu memujinya. Asha selalu mendapatkan nilai
tertinggi di setiap ulangannya.
“Alesha kamu hebat, pertahankan
prestasimu ya Alesha!” Pak Dono guru Matematika memuji Alesha. “Iya Pak! Saya
akan selalu berusaha belajar agar prestasi saya tidak menurun.” Alesha yakin
Insya Alloh dirinya akan tetap berprestasi.
“Anak itu sekarang jadi caper ya
guys.” Ujar salah seorang temannya yang menunjukkan ketidaksukaannya
pada Alesha. “Iya tuh, dia caper pada semua guru.” Alesha tidak
menghiraukannya. Dia tidak memperdulikan mereka yang akan membuatnya sakit hati. Namun tiba-tiba…
“BRAKKK”
Suara meja yang dipukul begitu
keras membuat Alesha kaget. Siapa lagi yang berbuat itu, tentu saja geng Lotek.
“Astagfirullah, kalian mau apa lagi, mau apa kalian?” Alesha mulai takut namun
ia berusaha memberanikan diri. “Kita mau bantu lo kok. Sini lihat dagangannya.
Kita mau beli kok, ya kan teman-teman?” Ucap Karin ketua geng Lotek itu.
“Kalian serius mau beli dagangan aku?”
“Iya Sha, sini dagangan lo. Kita
mau coba.” Timpal Caca meminta Asha memberikan dagangannya. “Nih satunya lim
ribu.” Asha membawa jinjingan dagangannya dan memperlihatkan pada geng Lotek.
“Murah amat Sha, kita coba yah.” Karin mengambil dagangan, tapi…
“BRUKKK!” dagangan Alesha jatuh
berantakan. “Eh apa yang kalian lakukan.” Asha langsung beranjak dan berdiri
membereskan dagangannya. Raut mukanya sedih. Air matanya hendak menetes namun
Asha tahan. “Kita itu Cuma mau liat doing. Nggak mau makan dagangan lo yang
kampungan itu, hahahaha.” Ucap Karin dengan puas melihat Asha berantakan. Lalu
mereka tanpa merasa brdosa pergi begitu saja.
“Sha, lo harus kuat ya, ngak boleh
lemah. Sha kamu harus ingat ibu dan ayah butuh makan.” Ucap Asha dalam hati.
“Sha lo itu kuat, lo itu hebat. Buktikan pada mereka!”
(Penulis bernama Yuliani siswa MA An-Nida kelas XII IPA)






