Siapkan Diri Nilai Tertinggi UTBK!

Untuk mempersiapkan diri mengikuti SBMPTN 2022 dengan nilai UTBK tertinggi sehingga dapat masuk ke PTN yang diidam-idamkan.

Memilih Tempat Liburan yang Tepat untuk Anak

Para orang tua diharapkan dapat memilih tempat liburan untuk anak-anaknya yang bernilai pendidikan.

Contoh Format KKM

Untuk aplikasi penghitungan KKM dapat disimak di youtube dengan link https://youtu.be/npQGdI2LcXQ

Contoh Format Jurnal/ Agenda Harian Guru

Untuk aplikasi jurnal/ agenda harian guru dapat disimak di youtube dengan link berikut https://youtu.be/cpDCN-G0X48

Kamis, 08 Desember 2022

Contoh novelet "ALESHA" (bagian I)

ALESHA

 

BAB I

AKU HARUS KUAT

_Jika kamu lemah, orang di sekitarmu akan terus menekanmu_

 

“SHA BANGUN! UDAH SIANG INI. KAMU KAN HARUS SEKOLAH.” Teriak seseorang yang memanggil Alesha dengan keras. “Iya Mah, Alesha udah bangun kok. Jangan teriak-teriak Mah!” Alesha dengan cepat bangun dari tempat tidurnya. Mamah Alesha memang keras pada anaknya. Ia tidak mau Alesha menjadi anak yang lemah.

***

                “Asha berangkat ya Mah!” Alesha sambil berjalan ke luar. “Tunggu Sha! ini jualannya belum kamu bawa.” Mama Asha sambil memberikan barang jualan untuk Asha bawa ke sekolah. “Eh iya lupa Mah. Asha berangkat dulu ya Mah, Assalamu’alaikum!” Pamit Asha pada ibunya. “Pak, Alesha berangkat  yah!” Juga pamit pada ayahnya.

                Keluarga Alesha atau biasa dipanggil Asha, dari dulu tergolong keluarga sederhana, tidak dikelilingi oleh banyak harta. Makanya Alesha harus membantu keluarga demi kelangsungan hidup mereka. Tah hanya itu, mamahnya yang bernama Rianti selain jualan juga membuka jasa menjahit. Ayahnya berdagang keliling. Alesha kini baru duduk di bangku SMP. Asha sekolah di SMP CINTA SATU yang cukup terkenal. Letak sekolahnya tidak jauh dari rumahnya.

***

                “BRUKKK!” Barang dagangan Alesha jatuh berantakan. “ Maaf shay a, aku sengaja. HAHAHAHA.” Sekelompok anak-anak bandel mengganggu Alesha  dan menjatuhkan semua barang dagangan. Ya, memang Asha setiap hari mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari teman-temannya. “Kalian itu kenapa sih jatuhkan barang daganganku?” Raut muka Asha sedih. Alesha ingin sekali membalas perbuatan mereka tapi Alesha tidak berdaya.

“Ngak apa-apa, pingin aja jatuhin barang dagangan lo, hahahaa,” timpal salah satu geng lotek itu. Ya mereka adalah geng lotek yang selalu mengganggu Alesha karena Alesha anak yang miskin. Menurut mereka Asha bisa sekolah di SMP CINTA SATU berkat kecerdasannya. Asha anak yang berprestasi sehingga mendapatkan beasiswa. Asha selalu mendapatkan peringkat I setiap semesternya.

TRIINGGG, TRINGNGG….

Bel masuk sudah berbunyi. Asha bergegas masuk ke kelas dan meninggalkan geng Lotek itu. Asha anak yang rajin dan berprestasi. Guru-guru selalu memujinya. Asha selalu mendapatkan nilai tertinggi di setiap ulangannya.

“Alesha kamu hebat, pertahankan prestasimu ya Alesha!” Pak Dono guru Matematika memuji Alesha. “Iya Pak! Saya akan selalu berusaha belajar agar prestasi saya tidak menurun.” Alesha yakin Insya Alloh dirinya akan tetap berprestasi.

“Anak itu sekarang  jadi caper ya  guys.” Ujar salah seorang temannya yang menunjukkan ketidaksukaannya pada Alesha. “Iya tuh, dia caper pada semua guru.” Alesha tidak menghiraukannya. Dia tidak memperdulikan mereka yang akan membuatnya sakit  hati. Namun tiba-tiba…

“BRAKKK”

Suara meja yang dipukul begitu keras membuat Alesha kaget. Siapa lagi yang berbuat itu, tentu saja geng Lotek. “Astagfirullah, kalian mau apa lagi, mau apa kalian?” Alesha mulai takut namun ia berusaha memberanikan diri. “Kita mau bantu lo kok. Sini lihat dagangannya. Kita mau beli kok, ya kan teman-teman?” Ucap Karin ketua geng Lotek itu. “Kalian serius mau beli dagangan aku?”

“Iya Sha, sini dagangan lo. Kita mau coba.” Timpal Caca meminta Asha memberikan dagangannya. “Nih satunya lim ribu.” Asha membawa jinjingan dagangannya dan memperlihatkan pada geng Lotek. “Murah amat Sha, kita coba yah.” Karin mengambil dagangan, tapi…

“BRUKKK!” dagangan Alesha jatuh berantakan. “Eh apa yang kalian lakukan.” Asha langsung beranjak dan berdiri membereskan dagangannya. Raut mukanya sedih. Air matanya hendak menetes namun Asha tahan. “Kita itu Cuma mau liat doing. Nggak mau makan dagangan lo yang kampungan itu, hahahaha.” Ucap Karin dengan puas melihat Asha berantakan. Lalu mereka tanpa merasa brdosa pergi begitu saja.

“Sha, lo harus kuat ya, ngak boleh lemah. Sha kamu harus ingat ibu dan ayah butuh makan.” Ucap Asha dalam hati. “Sha lo itu kuat, lo itu hebat. Buktikan pada mereka!”

(Penulis bernama Yuliani siswa MA An-Nida kelas XII IPA)