Siapkan Diri Nilai Tertinggi UTBK!

Untuk mempersiapkan diri mengikuti SBMPTN 2022 dengan nilai UTBK tertinggi sehingga dapat masuk ke PTN yang diidam-idamkan.

Memilih Tempat Liburan yang Tepat untuk Anak

Para orang tua diharapkan dapat memilih tempat liburan untuk anak-anaknya yang bernilai pendidikan.

Contoh Format KKM

Untuk aplikasi penghitungan KKM dapat disimak di youtube dengan link https://youtu.be/npQGdI2LcXQ

Contoh Format Jurnal/ Agenda Harian Guru

Untuk aplikasi jurnal/ agenda harian guru dapat disimak di youtube dengan link berikut https://youtu.be/cpDCN-G0X48

Minggu, 13 November 2016

Pantun Nasehat

Ada belalang hinggap di gantar
Kura-kura memakan kue bangket
Jangan biarkan anak terlantar
Gara-gara bunda bermain gadget

Ada panda bermain serbuk
Anak-anaknya bermain gergaji
Bunda selalu eksis di pesbuk
anak suami kekurangan gizi

Jalan-jalan membeli besi
Tidak lupa mengajak Kinanti
Ajak anak berkomunikasi
untuk perkembangan anak nanti





Artikel Psikologi Keluarga





Jangan Biarkan Kami Terlantar karena Gadget
Oleh Yeti Mulyati

Gadget merupakan salah satu bukti pesatnya perkembangan teknologi. Pengguna gadget pun meningkat dari berbagai kalangan. Hampir 90% masyarakat Indonesia lekat dengan gadget sebagai pertanda sudah melek teknologi. Mereka, terutama orang dewasa cenderung cerdas digital.  Mereka dapat memanfaatkan gadget sebagai sarana untuk mendulang pundi-pundi koin atau hanya sekedar bersosialisasi di media maya. Namun apa jadinya jika gara-gara gadget anak merasa terasingkan di tengah keluarga terutama dari kasih sayang ibu?
Disadari atau tidak terkadang bentakan meluncur dari mulut kita ketika tangan sedang sibuk dengan gadget. Sementara itu anak tidak sabar untuk medapat perhatian. Malahan kaki bisa melayang saat anak menarik-narik baju di bawah meja sekedar untuk menunjukkan sesuatu pada orang tuanya. Seorang ibu sedang menggantikan popok  anaknya, namun jika gadget berbunyi ditinggalkan anaknya yang kedinginan. Sepenting itukah gadget sampai buah hati sendiri diacuhkan? Ibu-ibu lebih memilih berkomunikasi melalui medsos dibandingkan bersosialisasi dengan anggota keluraga. Separah itukah pengaruh dari gadget? Memang itulah kenyataannya. Sebagian masyarakat telah kecanduan gadget. Oleh karena itu para bunda dapat menganalisis apakah kita tergolong pecandu gadget atau bukan. Berikut dampak negatif gadget terutama untuk anggota keluarga, antara lain:
  •          Kasih sayang dan perhatian terhadap anak terabaikan. Jika seseorang sudah kecanduan gadget akan ada pihak-pihak lain yang terabaikan. Gadget akan mengendalikan hidup kita. Oleh karena itu untuk para bunda sebaiknya merubah pola tersebut. Gunakan gadget secara bijak. Jangan sampai kasih sayang dan perhatian terhadap anak dikendalikan oleh gadget. Berilah anak hak untuk disayangi dan diperhatikan, misalnya pada saat menonton televisi atau berkumpul dengan keluarga tinggalkan terlebih dahulu gadget tersebut. Selain itu Anda harus berdisiplin menggjnakan gadget, misalnya dengan membuat aturan dengan keluarga untuk tidak sembarangan menggunakan gadget. Misalnya pada saat makan bersama tidak boleh menggunakan gadget kalau perlu matikan terlebih dahulu. Hal tersebut untuk menjaga kehangatan keluarga.
  •          Kurang bersosialisasi. Karena kesibukan dengan gadget membuat kita lupa untuk berinteraksi dengan orang-orang disekeliling kita baik anggota keluarga maupun tetangga. Bahayanya jika sosialisasi dengan anak terhambat akan menimbulkan gangguan pada perkembangan anak. Kita tidak akan mengetahui masalah yang dihadapi anak saat di sekolah, masalah suami di kantornya. Padahal peran istri dan seorang ibu salah satunya mencarikan solusi atau menenangkan anak atau suami dalam menghadapi masalah.  Jika hal ini dibiarkan berlanjut anak akan mencari solusi di luar rumah akibatnya pergaulan bebas, begitu pula suami akan mencari kepuasan di luar misalnya dengan selingkuh. Wallohualam bishawab.

Nah untuk para bunda jangan sampai diperbudak gadget. Andalah yang harus dapat mengontrol penggunaan gadget. Gadget dapat jadi bencana jika digunakan semena-mena namun gadget juga dapat menjadi berkah jika digunakan sebijak mungkin. 

Rabu, 09 November 2016

Puisi Bahan Musikalisasi Puisi


SAJADAH PANJANG
Karya Taufik Ismail

Ada sajadah panjang terbentang  
dari kaki buaian 
sampai ke tepi kuburan hamba  
kuburan hamba bila mati  

Ada sajadah panjang terbentang
hamba tunduk dan sujud
di atas sajadah yang panjang ini
diselingi sekedar interupsi

Mencari rezeki mencari ilmu
mengukur jalanan seharian
begitu terdengar suara adzan
kembali tersungkur hamba

ada sajadah panjang terbentang
hamba tunduk dan rukuk
hamba sujud tak lepas kening hamba
mengingat dikau sepenuhnya.

Selamat Tinggal
Karya Chairil Anwar

Aku berkaca

Ini muka penuh luka
Siapa punya ?

Kudengar seru menderu
dalam hatiku
Apa hanya angin lalu ?

Lagu lain pula
Menggelepar tengah malam buta

Ah.......!!

Segala menebal, segala mengental
Segala tak kukenal .............!!
Selamat tinggal ................!!

Dalam Doaku

Karya Sapardi Damono

 

Dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang semalaman tak memejamkan mata,
yang meluas bening siap menerima cahaya pertama,
yang melengkung hening karena akan menerima suara-suara

Ketika matahari mengambang tenang di atas kepala,
dalam doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang hijau senantiasa,
yang tak henti-hentinya mengajukan pertanyaan muskil kepada angin
yang mendesau entah dari mana

Dalam doaku sore ini,
kau menjelma seekor burung gereja yang mengibas-ibaskan bulunya dalam gerimis,
yang hinggap di ranting dan menggugurkan bulu-bulu bunga jambu,
yang tiba-tiba gelisah dan terbang lalu hinggap di dahan mangga itu

Maghrib ini dalam doaku kau menjelma angin
yang turun sangat perlahan dari nun di sana,
bersijingkat di jalan dan menyentuh-nyentuhkan pipi
dan bibirnya di rambut, dahi dan bulu-bulu mataku

Dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku,
yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit yang entah batasnya,
yang setia mengusut rahasia demi rahasia,
yang tak putus-putusnya bernyanyi bagi kehidupanku

Aku mencintaimu,
Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu

Jumat, 04 November 2016

opini

POLA ASUH ANAK
Mereka Mengamati Bukan Mendengar
Oleh Yeti Mulyati 

Anak adalah tumpuan harapan orang tua. Berbagai usaha dilakukan untuk mengoptimalisasi potensi anak. Dapat dikatakan pula anak merupakan investasi masa depan. Berbagai metode diterapkan untuk memaksimalkan kompetensi anak. Keberhasilan pola asuh anak akan menjadi efek pada masa depan. 

Keberhasilan pola asuh anak merupakan dambaan setiap keluarga. Mendidik anak tidak semudah membalikkan telapak tangan. Kesalahan mengasuh anak akan berakibat fatal bagi masa depan mereka yaitu seumur hidupnya. Oleh karena itu para orang tua jangan sembarangan dalam mendidik anak, apalagi mempercayakan sepenuhnya pada orang lain. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi pendidikan anak salah satunya yaitu pola asuh orang tua. Ada kata mutiara yang dapat kita jadikan pijakan, yaitu ”Jangan mengkhawatirkan bahwa anak-anak tidak mendengarkan Anda, khawatirkanlah bahwa mereka selalu mengamati Anda” (Robert Fulghum). Dari kata mutiara tersebut jelaslah bahwa pola asuh anak sebenarnya ada di tangan Anda. Biasanya kita khawatir kalau anak-anak kita tidak mendengarkan segala nasihat dan keinginan kita. hal tersebut salah besar. Anak adalah peniru ulung. Dia akan melakukan hal-hal yang dia lihat. Jadi para orang tua seharusnya khawatir jika anak-anak selalu mengamati kita. jika anak-anak selalu mengamati kita berarti kita harus perfect di hadapan anak. Segala kebiasaan kita akan mereka tiru. Dalam hal ini para orang tua harus dapat mengintropeksi diri, mengenali kepribadian masing-masing. Dalam pendidikan anak ini aliran behaviourisme berlaku. Kebiasaan berulang-ulang yang dilakukan oleh para orang tua akan dapat ditiru dengan mudah oleh anak-anak. Jika ingin anaknya sholeh, sholehkan duru para orang tuanya. Jika ingin anaknya berakhlak mulia, muliakan dulu akhlak orang tua. 

Jadi jelaslah keberhasilan pola asuh anak ada di tangan para orang tua. Metode yang diterapkan berperan sebagai media saja. Sebagus apapun metode jika tidak didukung oleh campur tangan para orang tua keberhasilan mengasuh anak sulit untuk dicapai