Senin, 13 Maret 2017



Peranan Orang Tua untuk Mencapai Keberhasilan Ujian Nasional
Oleh Yeti Mulyati

 
Siaga menghadapi Ujian Nasional 2016-2017
Pelaksanaan Ujian Nasional sudah di pelupuk mata, tentunya bunda sudah mempersiapkan segala sesuatu untuk persiapan anak dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. Namun apa jadinya jika melihat anak santai-santai saja dengan game dan film favorit mereka. Tak terlihat mereka belajar selama di rumah. Mereka hanya mengandalkan belajar di sekolah dan di tempat bimbel saja. Itupun jika selama di sekolah atau di tempat bimbel  mereka belajar dengan benar. Lalu apa yang harus bunda lakukan?
Melihat fenomena tersebut tidak bijak jika bunda menyebutnya anak malas, memarahinya, atau  mengomelinya. Hal tersebut tidak akan menyelesaikan masalah, malah anak akan merasa terkekang sehingga mereka akan berusaha untuk memberontak. Untuk mengatasi hal tersebut bunda tak perlu panik, marah sana sini, mencari biang kesalahan. Malas bukanlah identitas. Setiap orang pasti pernah merasakan malas, baik anak kecil, remaja, orang dewasa, atau pun orang tua. Untuk mengusir rasa malas tersebut diperlukan motivasi. Di sini bunda harus menemukan motivasi yang tepat untuk membuang rasa malas pada anak dan melahirkan produktivitas. Pertama yang harus bunda lakukan adalah memahami kesiapan anak. Bunda harus menyadari beberapa aktivitas yang dapat dilakukan anak sesuai dengan usianya. Jangan sampai bunda menyuruh anak melakukan kegiatan yang tidak mampu dia lakukan. Begitu pula dalam belajar. Bunda harus dapat memahami kesulitan anak dalam belajar. Bisa jadi anak malas belajar karena materi yang telah dipelajari sangat sulit. Oleh karena itu, selama anak belajar di rumah lebih baik bunda mendampinginya. 
 Langkah kedua bunda harus mengajarkan atau memandu anak agar dapat memprioritaskan kegiatan yang lebih penting. Dalam hal ini anak masih memiliki hak untuk bermain namun dapat menyusun prioritas sehingga belajar dan bermain masih tetap bisa berjalan. Misalnya pulang sekolah kadang anak langsung bermain game, atau anak SMP chatting atau anak yang terlalu rajin pulang sekolah langsung mengerjakan PR. Itu juga salah karena perut mereka memiliki hak untuk diisi. Bunda dapat memandu mereka untuk makan, kemudian istirahat sambil bermain. Jika waktu sudah cukup untuk melepas lelah baru bunda mengingatkan mereka untuk belajar.Hal ini lebih efektif dibandingkan sepulang sekolah mengikuti bimbel sehingga mereka merasa cape dan waktu main mereka tersita. Untuk anak SMA okelah untuk tidak main, namun bagi anak SD akan menjadi masalah karena mereka akan kehilangan masa kanak-kanak.
Ketiga yaitu menyingkirkan distructure atau pengganggu. Banyak anak yang malas ketika mereka disuruh belajar yang diakibatkan oleh kegemarannya. Ketika waktu belajar bunda dapat menyingkirkan benda pengganggu tersebut dan berjanji akan mengembalikannya setelah selesai belajar. Disini bunda harus bersifat tegas dan konsisten, dengan kekonsistenan terhadap peraturan ini anak sudah terbiasa dan tidak akan menolak terhadap peraturan bunda.
 Keempat menumbuhkan rasa percaya diri anak. Anak akan terlahir menjadi anak yang penuh rasa percaya diri jika pujian sering terlontar pada mulut bunda. Jangan sekali-kali mengeluarkan kata-kata yang dapat meremehkan kemampuan anak apalagi dengan membandingkan dengan anak tetangga, hal itu akan melenyapkan antusiasme  belajar anak. Sekecil apapun pekerjaan anak bunda harus mengapresiasinya dengan pujian. Oleh karena itu berilah kesempatan pada anak untuk mengerjakan PR sendiri, baru setelah anak menyerah kita membantu untuk menjelaskannya sampai anak paham. Dalam hal ini bunda harus serba pintar. Bila kemampuan bunda terbatas, bunda dapat menyewa guru privat.
Itulah beberapa motivasi yang dapat bunda lakukan pada anak, terutama untuk menghadapi Ujian Nasional. Dengan melatih anak untuk belajar secara rutin, anak tidak akan kesulitan dalam mengikuti materi pelajaran. Selain itu dengan tips ini bunda dapat membunuh rasa malas pada anak dan melahirkan produktivitas. Tentunya tips ini tidak akan berhasil jika tidak didukung dengan kesabaran bunda dalam membimbing anak dalam belajar. Menyuruh saja tidak cukup, anak membutuhkan perhatian, bimbinganm perlindungan, serta teladan dari orang tua. Jadilah bunda super untuk anak-anaknya. Jadilah bunda yang dapat menumbuhkan motivasi bukanlah orang tua pendikte.

0 komentar:

Posting Komentar