Peranan Orang Tua untuk Mencapai Keberhasilan Ujian Nasional
Oleh
Yeti Mulyati
![]() |
| Siaga menghadapi Ujian Nasional 2016-2017 |
Pelaksanaan Ujian Nasional sudah di
pelupuk mata, tentunya bunda sudah mempersiapkan segala sesuatu untuk persiapan
anak dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. Namun apa jadinya jika
melihat anak santai-santai saja dengan game dan film favorit mereka. Tak
terlihat mereka belajar selama di rumah. Mereka hanya mengandalkan belajar di
sekolah dan di tempat bimbel saja. Itupun jika selama di sekolah atau di tempat
bimbel mereka belajar dengan benar. Lalu
apa yang harus bunda lakukan?
Melihat fenomena tersebut tidak bijak jika
bunda menyebutnya anak malas, memarahinya, atau
mengomelinya. Hal tersebut tidak akan menyelesaikan masalah, malah anak
akan merasa terkekang sehingga mereka akan berusaha untuk memberontak. Untuk
mengatasi hal tersebut bunda tak perlu panik, marah sana sini, mencari biang
kesalahan. Malas bukanlah identitas. Setiap orang pasti pernah merasakan malas,
baik anak kecil, remaja, orang dewasa, atau pun orang tua. Untuk mengusir rasa
malas tersebut diperlukan motivasi. Di sini bunda harus menemukan motivasi yang
tepat untuk membuang rasa malas pada anak dan melahirkan produktivitas. Pertama
yang harus bunda lakukan adalah memahami kesiapan anak. Bunda harus menyadari
beberapa aktivitas yang dapat dilakukan anak sesuai dengan usianya. Jangan
sampai bunda menyuruh anak melakukan kegiatan yang tidak mampu dia lakukan.
Begitu pula dalam belajar. Bunda harus dapat memahami kesulitan anak dalam
belajar. Bisa jadi anak malas belajar karena materi yang telah dipelajari
sangat sulit. Oleh karena itu, selama anak belajar di rumah lebih baik bunda
mendampinginya.
Langkah kedua bunda harus
mengajarkan atau memandu anak agar dapat memprioritaskan kegiatan yang lebih
penting. Dalam hal ini anak masih memiliki hak untuk bermain namun dapat
menyusun prioritas sehingga belajar dan bermain masih tetap bisa berjalan.
Misalnya pulang sekolah kadang anak langsung bermain game, atau anak SMP
chatting atau anak yang terlalu rajin pulang sekolah langsung mengerjakan PR. Itu juga salah karena perut mereka memiliki hak untuk diisi. Bunda dapat memandu
mereka untuk makan, kemudian istirahat sambil bermain. Jika waktu sudah cukup
untuk melepas lelah baru bunda mengingatkan mereka untuk belajar.Hal ini lebih
efektif dibandingkan sepulang sekolah mengikuti bimbel sehingga mereka merasa cape
dan waktu main mereka tersita. Untuk anak SMA okelah untuk tidak main, namun
bagi anak SD akan menjadi masalah karena mereka akan kehilangan masa
kanak-kanak.
Ketiga yaitu menyingkirkan
distructure atau pengganggu. Banyak anak yang malas ketika mereka disuruh
belajar yang diakibatkan oleh kegemarannya. Ketika waktu belajar bunda dapat
menyingkirkan benda pengganggu tersebut dan berjanji akan mengembalikannya
setelah selesai belajar. Disini bunda harus bersifat tegas dan konsisten,
dengan kekonsistenan terhadap peraturan ini anak sudah terbiasa dan tidak akan
menolak terhadap peraturan bunda.
Keempat menumbuhkan rasa percaya
diri anak. Anak akan terlahir menjadi anak yang penuh rasa percaya diri jika
pujian sering terlontar pada mulut bunda. Jangan sekali-kali mengeluarkan
kata-kata yang dapat meremehkan kemampuan anak apalagi dengan membandingkan
dengan anak tetangga, hal itu akan melenyapkan antusiasme belajar anak. Sekecil apapun pekerjaan anak
bunda harus mengapresiasinya dengan pujian. Oleh karena itu berilah kesempatan
pada anak untuk mengerjakan PR sendiri, baru setelah anak menyerah kita
membantu untuk menjelaskannya sampai anak paham. Dalam hal ini bunda harus
serba pintar. Bila kemampuan bunda terbatas, bunda dapat menyewa guru privat.
Itulah beberapa motivasi yang dapat bunda
lakukan pada anak, terutama untuk menghadapi Ujian Nasional. Dengan melatih
anak untuk belajar secara rutin, anak tidak akan kesulitan dalam mengikuti
materi pelajaran. Selain itu dengan tips ini bunda dapat membunuh rasa malas
pada anak dan melahirkan produktivitas. Tentunya tips ini tidak akan berhasil
jika tidak didukung dengan kesabaran bunda dalam membimbing anak dalam belajar.
Menyuruh saja tidak cukup, anak membutuhkan perhatian, bimbinganm perlindungan,
serta teladan dari orang tua. Jadilah bunda super untuk anak-anaknya. Jadilah
bunda yang dapat menumbuhkan motivasi bukanlah orang tua pendikte.








0 komentar:
Posting Komentar