Siapkan Diri Nilai Tertinggi UTBK!

Untuk mempersiapkan diri mengikuti SBMPTN 2022 dengan nilai UTBK tertinggi sehingga dapat masuk ke PTN yang diidam-idamkan.

Memilih Tempat Liburan yang Tepat untuk Anak

Para orang tua diharapkan dapat memilih tempat liburan untuk anak-anaknya yang bernilai pendidikan.

Contoh Format KKM

Untuk aplikasi penghitungan KKM dapat disimak di youtube dengan link https://youtu.be/npQGdI2LcXQ

Contoh Format Jurnal/ Agenda Harian Guru

Untuk aplikasi jurnal/ agenda harian guru dapat disimak di youtube dengan link berikut https://youtu.be/cpDCN-G0X48

Kamis, 27 Januari 2022

MENGENAL LEBIH DEKAT KURIKULUM PROTOTIPE

PEMBAGIAN FASE PEMBELAJARAN DALAM KURIKULUM PROTOTIPE

Guru Tak Perlu Menyusun RPP Lagi!



Pada Tahun Pelajaran ini kurikulum prototype belum diterapkan secara merata pada setiap sekolah. Pihak pemerintah memberikan keleluasaan pada tiap satuan pendidikan untuk memilih kurikulum yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah masing-masing. Namun demikian, para pemangku satuan pendidikan perlu mengetahui dan memahami alur dari kurikulum prorotipe ini sebagai bahan pertimbangan selanjutnya.

Dalam kurikulum prototype dikenal istialah KOSP yaitu singkatan dari Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan. Sebelumnya pada kurikulum 2013 istilah ini dikenal dengan KTSP atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Dalam KOSP terdapat Capaian Pembelajaran (CP) kalau dalam kurikulum 2013 setingkat dengan KI/ KD. Capaian Pembelajaran (CP) dijabarkan dalam kurikulum opernasional.  Dalam kurikulum operasional dijabarkan tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran. Kurikulum operasional dan alur tujuan pembelajaran memiliki fungsi yang sama dengan silabus yaitu sebagai perencanaan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran dimuat dalam modul ajar. Modul ajar ini merupakan perangkat pembelajaran yang lengkap yang telah disediakan oleh pemerintah. Modul ajar ini dapat dipadankan dengan RPP namun komponennya lebih lengkap dari pada RPP. Dengan demikian kurikulum prototype ini tidak membebani para guru untuk menyusun RPP.

Kurikulum prototype memiliki tujuh fase Capaian Pembelajaran (CP) yang akan dilewati oleh setiap jenjang satuan pendidikan. Fase pertama yaitu fase pondasi. Fase ini terdapat pada usia pra sekolah dan taman kanak-kanak. Capaian Pembelajaran (CP) pada fase ini yaitu “merdeka bermain, merdeka belajar. Belajar-bermain berbasis buku bacaan anak”. Pada fase ini anak bereksplorasi dengan lingkungan sekitar, sentra, kelompok, area, dan sebagainya.

Fase kedua yaitu fase A. Fase ini untuk jenjang kelas I dan II SD/ MI. Fase ketiga yaitu fase B pada jenjang kelas III dan IV SD/ MI. Fase keempat yaitu fase C pada jenjang kelas V dan VI SD atau MI. Pada fase A, B, C atau pada jenjang SD ini terjadi perubahan mata pelajaran yaitu mata pelajaran IPA dan IPS digabung menjadi pelajaran IPAS yaitu Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial. Untuk pengorganisasian muatan pelajaran dapat memilih menggunakan temati atau berbasis mata pelajaran. Hal ini diserahkan pada sekolah masing-masing.

Selanjutnya fase kelima yaitu fase D terdapat pada jenjang SMP/ MTs kelas VII,VIII, dan IX. Pada fase ini pelajaran computer dijadikan pelajaran wajib. Adapun guru yang mengajar boleh guru yang latar belakang pendidikan bukan jurusan computer namun memiliki kemampuan yang mumpuni.

Keenam fase E terdapat pada jenjang SMA/ MA kelas X. Pada fase ini belum ada peminatan. Semua siswa mengampu semua mata pelajaran wajib termasuk mata pelajaran IPA yaitu Fisika,Kimia, dan Biologi serta pelajaran IPS yaitu Sosiologi, Ekonomi, Sejarah dan Geografi. Pada fase ini siswa mempersiapkan diri untuk memilih jurusan peminatan nanti di kelas XI. Di sini siswa harus berkonsultasi dengan guru BK.

Fase terakhir yaitu fase F terdapat pada jenjang SMA/ MA kelas XI dan XII. Pada fase ini siswa memilih mata pelajaran dari minimum 2 kelompok pilihan. Adapun kelompok mata pelajaran yang direkomendasikan yaitu:

1.  MIPA yang meliputi mata pelajaran Matematika Peminatan, Fisika, Kimia, Biologi, dan Informatika.

2. IPS yang meliputi mata pelajaran Sosiologi, Antropologi, Ekonomi, dan Geografi.

3. Bahasa dan Budaya meliputi mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa dan Sastra Inggris, dan Bahasa Asing lainnya.

4. Vokasi/ Karya kreatif meliputi mata pelajaran Budidaya, rekayasa dan sebagainya.

5. Seni dan Olah raga. Untuk kelompok mata pelajaran ini khusus untuk sekolah-sekolah yang ditetapkan pemerintah.

Itulah hal-hal yang perlu diketahui oleh para pemangku pendidik untuk menentukan kebijakan pada setiap satuan pendidikan. Tentunya melalui berbagai pertimbangan dan aspek-aspek pendukung.

 


KEBIJAKAN KURIKULUM PROTOTIPE 2022

Sedikit Mengintip Kurikulum Prototipe 

Awal tahun 2022 dunia pendidikan dihebohkan dengan pergantian kurikulum baru yang dikenal dengan kurikulum prototype. Sebagian besar tenaga pendidik menepuk jidat, “Baru saja paham kurikulum kemarin datang lagi kurikulum baru”. Namun, sebagian lagi ada yang menyambut dengan tangan terbuka. Mereka beranggapan kurikulum baru ini sebagai angin segar untuk memperbaiki pendidikan Indonesia yang mengalami Learning Loss akibat pandemic Covid-19. 

Perbedaan pendapat itu sah-sah saja bergantung pada sudut pandang masing-masing. Namun sebagai tenaga pendidik jangan menutup mata dengan perubahan ini. Mau tidak mau kita harus dapat mengikuti alur yang telah dicanangkan pemerintah. Dengan perubahan kurikulum ini menuntut para tenaga pendidik untuk belajar dan terus belajar. Meskipun sudah menjadi guru harus terus belajar. 

Pelaksanaan kurikulum prototype ini tidak sekonyong-konyong harus dilaksanakan oleh semua sekolah. Kurikulum prototype akan dilaksanakan secara bertahap yang dimulai dari sekolah penggerak. Hal ini bertujuan untuk mengevalusi keefektifan kurikulum ini. 

Pemerintah memberikan kebebasan untuk memilih kurikulum disesuaikan dengan situasi dan kondisi sekolah. Sesuai dengan Kepmendikbud Nomor 719/P/2020 setiap satuan pendidikan dapat memilih kurikulum 2013 secara penuh atau menggunakan kurikulum darurat yaitu kurikulum 2013 yang disederhanakan oleh Kemendikbudristek. Untuk pilihan ketiga pemerintah menyerahkan pada masing-masing satuan pendidikan untuk menyederhanakan kurikulum secara mandiri. 

Untuk tahun 2022 sampai 2024 pemerintah menyodorkan kurikulum prototip sebagai opsi tambahan bagi satuan pendidikan untuk melakukan pemulihan pembelajaran. Bagi satuan pendidikan yang akan mengikuti program ini harus mendaftar terlebih dahulu dan setiap kepala sekolah akan mengikuti tes. Bagi kepala sekolah yang lolos, sekolah yang dipimpinnya akan menjadi sekolah penggerak dan mengikuti berbagai pelatihan. Keefektifan kurikulum ini akan dievaluasi pada tahun 2024.

Senin, 24 Januari 2022

TES POTENSI SKOLASTIK UTBK II

PENALARAN VERBAL DAN PENGGUNAAN BAHASA 
2. ANTONIM 

Antonym atau lebih dikenal dengan lawan kata merupakan tes skolastik jenis kedua. Bagian jenis tes ini untuk mengukur kemampuan siswa dalam mencari lawan kata. 
Contoh: 
INTROVER>< …. 
A. terbuka
B. tertutup
C. ceria
D. sedih
E. familier 

Jawaban: A Dalam KBBI intover artinya bersifat suka memendam rasa dan pikiran sendiri dan tidak mengutarakan kepada orang lain; bersifat tertutup. Jadi untuk antonym (lawan kata) adalah terbuka.

TES POTENSI SKOLASTIK I

 

PENALARAN VERBAL DAN PENGGUNAAN BAHASA

A. Penalaran Verbal

Penalaran verbal merupakan salah satu Tes Potensi Skolastik (TPS) untuk mengukur kemampuan siswa dalam pemahaman bahasa dengan menggunakan dua penalaran dalam bentuk-bentuk konsep yang dibingkai dalam kata-kata sederhana. Penalaran verbal ini meliputi tes padanan kata (sinonim), tes lawan kata (antonym), dan tes analogi verbal.

1. Sinonim

                Sinonim atau padanan kata merupakan persamaan makna kata. Tes padanan kata ini bertujuan untuk menilai kemampuan siswa mencari kata yang bermakna  sama atau berdekatan maknanya.

Contoh:

NANAR= ….

A. kosong            B. bingung           C. berani              D. tajam               E. sombong

Jawaban: B

Nanar dalam KBBI bermakna berasa pusing, agak hilang akal, tercengang-cengang atau bingung. Jadi makna yang mendekati adalah bingung.