Siapkan Diri Nilai Tertinggi UTBK!

Untuk mempersiapkan diri mengikuti SBMPTN 2022 dengan nilai UTBK tertinggi sehingga dapat masuk ke PTN yang diidam-idamkan.

Memilih Tempat Liburan yang Tepat untuk Anak

Para orang tua diharapkan dapat memilih tempat liburan untuk anak-anaknya yang bernilai pendidikan.

Contoh Format KKM

Untuk aplikasi penghitungan KKM dapat disimak di youtube dengan link https://youtu.be/npQGdI2LcXQ

Contoh Format Jurnal/ Agenda Harian Guru

Untuk aplikasi jurnal/ agenda harian guru dapat disimak di youtube dengan link berikut https://youtu.be/cpDCN-G0X48

Senin, 31 Desember 2018



PART 1
GARUT-BEKASI

Hari ini mentari tersenyum memancarkan spectrum cahaya ke penjuru dunia. Pada hari itu juga aku, Susi beserta paman bergegas pergi ke Bekasi. Setelah berdiskusi dengan keluarga yang lumayan alot, akhirnya mereka mengizinkan aku dan Susi untuk melanjutkan pendidikan di Bekasi. Kami berangkat masih pagi karena jarak dari rumah ke terminal cukup jauh. Setibanya di terminal kami mencari bus tujuan Bekasi. Tak lama kemudian di terminal kami bertemu dengan tukang kuli pikul yang mengantarkan kami ke bus tujuan Bekasi. Tukang kuli pikul itu membantu membawa barang-barang kami. Kami menunggu beberapa saat untuk menunggu kursi bus terisi penuh. Setelah kursi bus terisi penuh, bus pun mulai melaju.
Berjam-jam kami diperjalanan. Kami berbincang-bincang sepanjang jalan untuk menghilangkan rasa jenuh. Akhirnya kami tertidur karena kelelahan. Singkat cerita kami pun tiba di Bekasi. Kami terbelalak melihat gedung-gedung dan bangunan yang menjulang tinggi. Maklum kami dari kampong tidak biasa melihat pemandangan seperti itu.
Setibanya di rumah bibi, seisi rumah menyambut kami dengan hangat. Maklum sudah lama tidak bertemu. Terakhir bertemu ketika lebaran di kampong kami. Bibi sibuk menyediakan minum dan makanan ringan untuk kami.
“Jam berapa dari kampung?” Tanya bibi setelah selesai menyiapkan makanan.
“Jam delapanan.” Jawab paman.
“Aduh lama gening nya. Macet apa gimana?” Tanya bibi. Kami berbincang-bincang dengan campur bahasa Sunda. Tak terasa suara adzan ashar berkumandang. Kami pun bergegas untuk mandi dan shalat.
“Gita, Susi kalian mau mandi?”
“Muhun” Sontak Susi menjawab dengan refleks. Bibi Bayu pun tertawa sambil berkata, “ Sekarang di sini biasakeun ngomong bahasa Indonesia, nya!” Susi pun tersipu malu sambil menganggukkan kepala. Ia berlalu pergi ke kamar mandi.
“Gita kenapa Mama sama Bapak nggak ikut nganter ke sini?”
“Ah kan udah ada paman yang nganterin.”
“Iya tadinya Bibi kangen. Tapi nggak apa-apa. Hmm…cing betah nya didieu. Sakola cing bener. Ulah ngecewakan mamah jeung Bapa.” Bibi menasehatiku dengan nada lembut.
“Insya Allah.” Jawabku dengan nada getir dan pilu karena teringat pada orang tua. Kini kami harus meninggalkan mereka, tinggal dengan Bibi demi untuk mewujudkan cita-cita kami. Tak lama kemudian Susii pun beres mandi.
”Git rek mandi?” Tanya Susi.
“Arek auh hareudang.” Jawabku sambil lari kecil menuju ke kamar mandi. Sementara itu Susi melaksanakan shalat Ashar.
***
Adzan Maghrib berkumandang bersahutan dari tiap masjid. Semburat matahari senja yang hendak pulang berwarna kuning keemasan. Aku dan Susi bergegas mengambil wudhu dan shalat maghrib. Tak lama kemudian Teh Dea anaknya bibi Bayu baru datang kerja. Kami pun bersalaman sambil berpelukan melepas rasa kangen.
“Kapan ke sini?” Tanya teh Dea.
“Tadi sore.” Jawabku singkat. Teh Dea hanya menganggukkan kepala. Sementara itu bibi sibuk menyiapkan makanan untuk makan malam. Setelah semua berkumpul, kami pun makan malam bersama. Jujur saja, seenak dan semewah apapun makanan yang dihidangkan bibi tapi tidak dapat mengalahkan enaknya masakan mama di kampung. Setelah selesai makan malam, kami berkumpul di ruang tengah sambil ngobrol-ngobrol.
“Besok kita belanja ya! Beli peralatan sekolah.” Ujar bibi. Aku hanya tersenyum canggung dengan ajakan bibi.
Ketika pagi-pagi buta, aku dan Susi bergegas membereskan kamar dan membersihkan rumah. “Gita alah didieu mah isuk keneh geus hareudang.” Ujar Susi.
“Nya Heueuh atuh didieu mah di kota lain di kampung.” Jawabku. Sambil mengerjakan pekerjaan rumah kami bersenda gurau. Setelah itu kami bergiliran mandi. Sambil menunggu Susi mandi, aku duduk di depan kipas angin. Jujur saja aku mulai tidak betah. Apalagi dengan suhu udara yang tidak bersahabat. Gerahnya minta ampun. Apalagi genteng rumah yang menggunakan asbes karena di sini kostan. Setelah Susi beres mandi aku pun langsung mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi.
“Gita, Susi beres mandinya?” Teriak bibi dari kostan sebelah.
“Beres Bi!” Jawabku dan Susi kompak.
“Ayo berangkat nanti keburu siang!”
“Iya Bi. Ini pakai kerudung dulu.” Jawab Susi. Stelah kami rapi, kami berngkat ke pasar untuk beli peralatan sekolah.
“Bi jarak pasar dari sini jauh nggak?”
“Lumayan nggak terlalu jauh.” Jawab bibi. “Oh iya, kita lewat sekolah baru kalian aja ya. Biar kalian tau.”
“Iya boleh Bi, penasaran banget nih.” Jawab Susi antusias. Tak lama kemudian kami sampai di depan sekolah kami.
“Tuh itu sekolah kalian.” Bibi menunjukkan sekolah baru kami. Susi pun tersenyum melihat bangunan sekolah yang bertuliskan SMK Karya Bakti. Aku perhatikan sekolah itu secara seksama. Dalam hatiku bertekad di kota ini aku akan mengejar cita-citaku. Di sekolah ini aku akan menimba ilmu. Aku akan buktikan pada dunia bahwa aku bisa berprestasi dan belajar hidup mandiri agar kedua orang tuaku bangga padaku.
Setibanya di pasar tanpa membuang-buang waktu kami pun langsung membeli alat-alat sekolah. Mulai dari seragam, sepatu, tas, dan alat tulis. Setelah selesai kami pun langsung pulang.
Bersambung....

Jumat, 28 Desember 2018

Resensi Novel


Cinta dan Benci Beda Tipis
Oleh: Yeti Mulyati


Judul Buku          : Love Me Love Me not
Pengarang           : Indah Nur Wakhid
Penerbit              : Media Pressindo
Kota Penerbit     : Yogyakarta
Tahun Terbit       : 2013
Cetakan              : ke-2
Tebal Buku         : 312 halaman

                Love Me Love Me Not, judul novel ini sekilas tampak biasa seperti cerita-cerita romantic pada umumnya. Apalagi dengan tampilan sampul yang sederhana. Namun Indah Nurwakhid dengan kepiawaiannya merangkai kata mampu mewujudkan cerita ini seolah-olah nyata dengan bentuk konfliks majemuk. Bagaimana tidak, penulis kelahiran Balikpapan ini menulis cerita dengan tema percintaan yang diawali dengan kebencian. Di sini penulis berhasil membuktikan bahwa cinta dan benci beda tipis. Dengan tokoh Vonda dan Reggie dipertemukan saling membenci tapi seiring dengan perjalanan waktu benih-benih cinta mulai tumbuh. Penulis mampu meramu cerita ini dengan kejadian miterius dengan adanya pembunuhan. Keadaan romantic, konyol, tegang, mengkhawatirkan bahkan kebencian bercampur aduk dalam cerita ini.
                Cerita ini dimulai dari perseteruan dua anak manusia yang saling bersaing. Vonda sebut saja salah satu tokoh anak perempuan yang dengan postur tubuh bulat memiliki sifat galak dan jahil. Dia sering menjahili, bahkan mengintimidasi temannya yang bernama Reggie. Rumah Reggie berseberangan dengan rumag Vonda hanya terhalang 3 meter oleh jalan aspal. Reggie seorang anak pengusaha yang sering ditinggalkan oleh kedua orang tuanya ke luar negeri untuk berbisnis. Dia sering dititipkan pada ibunya Vonda meskipun sering dijahili. Malah Reggie merasakan kehangatan kasih sayang kedua orang tua Vonda. Itulah alasan Vonda mengapa harus membenci Reggie. Dia cemburu merasa kasih sayang orang tuanya terbagi dengan Reggie.
                Pada akhirnya Vonda dan Reggie berpisah karena Reggie melanjutkan pendidikannya ke USA. Setelah beberapa tahun kemudian mereka dipertemukan lagi dengan kondisi sudah dewasa. Keduanya saling jatuh cinta, namun keegoisan mereka lebih kokoh sehingga keduanya enggan mengakuinya. Bahkan setiap bertemu pasti mereka bertengkar dan Vondalah yang memulai pertengkaran itu. Reggie yang merasa selalu terintimidasi oleh Vonda bertekad untuk balas dendam. Begitu pula Vonda tidak mau kalah dengan Reggie. Akhirnya mereka dipertemukan lagi di tempat kerja Vonda. Tak tanggung-tanggung ternyata Reggie menjadi CEO diperusahaan tempat kerja Vonda. Dari segi posisi tentunya Reggie menang satu kosong untuk Vonda.
                Ditengah perseteruan Vonda dan Reggie terjadi kejadian misterius, yaitu hilangnya Susan. Susan rekan kerja Vonda dan sudah 3 hari tidak masuk kerja tanpa kabar apapun. Padahal biasanya Susan selalu memberi kabar dimanapun dia berada. Vonda memiliki dua rekan kerja sekaligus sahabatnya yaitu Susan dan Edith.  Setelah tiga hari barulah terdengar kabar bahwa Susan meninggal di sebuah hotel  dengan keadaan tangan diikat. Menurut visum dari kepolisian tidak ada bekas tindakan kekerasan sedikit pun juga. Susan meninggal disebabkan karena kehabisan oksigen. Jadi tidak ditemukan sidik jari sebagai bahan bukti.     Tentunya setelah kematian Susan membuat Vonda dan Edith merasa ketakutan. Mungkinkah mereka sasaran selanjutnya seperti pembunuhan berantai yang ada di film-film. Vonda dan Edith merasa curiga pada Fabian rekan kerjanya. Pemuda ini berpenampilan menarik namun dingin jarang berkomunikasi. Tanpa disangka-sangka Vonda dan Edith menemukan foto-foto Susan di computer Fabian begitu akrab. Padahal selama di kantor mereka tidak pernah bertegur sapa.
                Karena  kecurigaan Vonda, akhirnya Vonda ingin menyelidiki kasus terbunuhnya Susan. Setiap pulang kerja, dia tidak langsung pulang tapi melakukan penyelidikan mulai dari hotel tempat terbunuhnya Susan sampai ke tempat kostannya. Di sinilah cerita mulai memuncak. Ketegangan demi ketegangan dan teka-teki  mewarnai cerita novel ini. Di sini mulailah Vonda mendapatkan terror demi terror yang semakin mendekatkan Vonda pada sang pembunuh.
                Di tengah kebingungan, secara diam-diam Vonda mendapatkan perlindungan dari dua laki-laki gagah dan tampan di kantornya yaitu Reggie dan Fabian. Tapi perlindungan dari mereka malah disalahartikan oleh Vonda. Vonda malah curiga bahwa Reggie atau Fabianlah yang membunuh Susan. Karena kecurigaan itulah membuat Vonda menjauh dari mereka. Kecurigaan itu semakin kuat setelah ditemukannya mayat Sissy di gudang file. Kepalanya berdarah seperti diserang oleh benda tumpul. Ketegangan semakin mencekam di kantor itu.
                Novel Love Me Love Me Not ini dapat dikategorikan dalam jenis novel misteri. Misteri pembunuhan dan misteri cinta Vonda dan Reggie. Novel ini cocok dibaca oleh remaja dan dewasa. Dengan tema cinta dan pembunuhan yang diramu sedemikian rupa membuat pembaca penasaran untuk menyelesaikan membaca novel ini. Namun dalam novel ini banyak menggunakan istilah teknologi sehingga untuk orang awam di dunia perteknologian sulit untuk memahami cerita ini. Namun secara keseluruhan alur cerita sangat menarik.

Senin, 24 Desember 2018

Cerdas Memilih Tempat Liburan Berkualitas untuk Anak

Sudah menjadi agenda tahunan, liburan sekolah semester ganjil berada di penghujung tahun Masehi. Tentunya hal ini menjadi agenda para orang tua untuk mencari tempat liburan yang tepat untuk anak-anaknya. Mengapa demikian? Alasannya karena pada penghujung tahun sebagian besar orang akan merayakan tahun baru termasuk anak-anak usia sekolah yang pada saat itu terbebas dari segala macam kegiatan sekolah. Ini akan menjadi alasan anak-anak untuk hura-hura bahkan sampai menimbulkan tawuran. Oleh karena itu orang tua harus mengambil posisi dalam mengelola liburan anak-anak agar tidak salah kaprah.




Secara psikologis anak membutuhkan refreshing untuk menge-fresh kembali kognitif dan psikomotornya selama KBM berlangsung di sekolah. Salah satu caranya yaitu dengan mengunjungi tempat-tempat liburan, mengerjakan hobi atau pergi ke luar kota untuk mencari suasana baru. Namun, jika anak-anak ingin mengunjungi tempat wisata sebaiknya orang tua jangan memberikan liburan secara gratis. Maksudnya anak harus menukarnya dengan prestasi yang dia peroleh. Atau jika anak kurang berprestasi di sekolah boleh ditukar dengan tugas-tugas rumah yang sesuai dengan usianya. Boleh jadi liburan ke tempat-tempat khusus yang diberikan para orang tua sebagai hadiah prestasi atau bonus karena anak menyelesaikan tugas rumah. Hal ini bertujuan untuk memberikan rasa tanggung jawab pada anak.

Nah, agar liburan anak berkualitas, para orang tua harus pandai mengelola liburan dan tentunya disesuaikan dengan budget keuangan. Selain itu para orang tua juga harus mempertimbangkan usia anak. Untuk usia anak SMP ke atas, Anda dapat menanyakan langsung pada anak. Kemudian mempertimbangkan keinginan anak dengan budget dan kualitas tempat yang diinginkan anak. Jika sesuai silahkan acc, namun  jika tidak sesuai beri pengertian agar anak  paham. Untuk anak usia SD sampai balita dibutuhkan pengetahuan orang tua untuk memilih tempat liburan yang berkualitas karena pada usia ini anak jarang protes. Berikut hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan tempat berlibur anak:
Pilih tempat wisata yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal. Maksudnya adalah jangan sampai perjalanan ke tempat wisata memakan waktu setengah hari karena anak membutuhkan bermain bukan untuk duduk manis di mobil atau bus. Waktu bermain anak akan tersita diperjalanan. Selain itu kondisi tubuh akan menurun sehingga ketika di tempat wisata anak kurang bergairah bahkan bisa rewel.
Pilih tempat wisata out door.  Tempat wisata ini dapat mengeksplor segala kemampuan anak baik kognitif maupun psikomotor. Misalnya kebun binatang, pantai, atau kolam renang. Hindari tempat wisata in door karena tempat seperti ini membuat anak menjadi pasif.
Bagi Anda yang memiliki anak usia TK, SD, SMP, dan SMA sebaiknya memilih tempat wisata yang cocok untuk semua usia. Hal ini perlu didiskusikan karena kebersamaan dalam keluarga lebih penting. Jangan sampai mereka tercecer mencari tempat liburan masing-masing karena liburan sekolah ini harus dimanfaatkan untuk mendekatkan komunikasi dengan anak. Dengan kata lain semua anggota keluarga dapat bercengkrama merasakan kasih sayang orang tua.

Itulah beberapa tips untuk memilih tempat liburan bagi anak-anak. Para orang tua dapat mempertimbangkannya demi kebaikan perkembangan mental anak-anak. Jangan sampai liburan akhir tahun menjadi malapetaka bagi keluarga Anda

Rabu, 12 Desember 2018

CERPEN


Sapu Lidi
Karya Sari Rahayu
 

Jika kalian datang ke sebuah kampung yang dikenal dengan nama Randu Kurung, maka kalian akan menemukan sebuah gubuk bambu yang terlihat kumis (kumuh dan miskin). Pemilik gubuk ini tiada lain adalah Pak Rudi. Pak Rudi tinggal bersama istri dan ketiga anaknya. Yang sulung bernama Doni sedang mengenyam pendidikan di tingkat SMA. Sedangkan Nina anak ke-2 masih kelas 6 SD dan si bungsu bernama Nisa masih balita. Untuk menghidupi keluarganya Pak Rudi bekerja sebagai penjual sapu lidi keliling.

Pekerjaan Pak Rudi ini bukan tidak beresiko. Setiap kali memanjat pohon kelapa untuk mengambil daunnya yang kering kadang terpeleset dan jatuh. Namun tidak ada pilihan lagi, demi untuk memenuhi kebutuhan dia lakukan meskipun penghasilannya tidak seberapa. Daun kelapa yang kering itu dia sulap menjadi sapu lidi dibantu dengan anak sulungnya Doni. Kemudian mereka akan menjualnya berkeliling kampung atau kalau belum laku pergi ke kampung sebelah. Jika sapu lidinya terjual kadang dia mendapatkan uang sebesar Rp. 30.000,- atau tidak sama sekali. Sedangkan kebutuhan keluarganya melebihi dari hasil penjualan sapu lidi. Tetapi Pak Rudi tidak pernah menyerah atau mengeluh atas apa yang dialaminya.

Pada suatu hari Pak Rudi sedang berkumpul dengan keluarganya untuk makan malam. Setelah makan Doni bercerita tentang masalah bayaran untuk ujian minggu depan.
“Pak apakah sudah ada uang untuk bayar ujian minggu depan?” Tanya Doni dengan tatapan ragu.
“ Maaf nak, kebetulan belum ada uang untuk membayarnya, nak!” Jawab Pak Rudi sambil menghela napas.
“ Bagaimana dong Pak? Kalau tidak membayarnya Doni tidak akan bisa ikut ujian.”
“Hm, hmmm. Doakan saja agar Bapak bisa mendapatkannya, ya Nak!”

Pada siang harinya Pak Rudi sedang bekerja. Tiba-tiba Nina datang meminta uang untuk membeli susu buat adiknya. Pak Rudi pun bingung karena tidak mempunyai uang. Akhirnya Pak Rudi pergi ke warung Bu Titin untuk kasbon. Setelah diberi susu Nisa pun terdiam dari tangisannya. Kemudian Bu Siti datang pada pak Rudi melaporkan persediaan makanan yang sudah habis.
“Pa, makanan untuk sekarang sudah habis semuanya. Beras pun tak ada apalagi lauk pauknya.” Keluh Bu Siti.
“Sapu lidi ini belum laku, bagaimana Bapak bisa punya uang?” Jawab Pak Rudi.
“Lalu bagaimana dong Pak?”
“Pinjam lagi sama Bu Titin?”
“ Jangan ah Pak, malu. Bagaimana kalau ke Bu Salma atau ke Bu Ida?”
“Ya terserah ibu saja, yang penting anak-anak hari ini bisa makan.”

Bu Siti pun kasbon ke Bu Salma hanya untuk memenuhi kebutuhan beras. Itu pun tanpa lauk pauk hanya ditemani dengan mie rebus saja. Kadang mereka makan nasi hanya dengan garam saja. Namun Bu Salma tetap selalu bersyukur masih ada orang yang mau memberi kasbon daripada mereka tidak makan hari itu. Pak Rudi pun selalu bersyukur karena masih bisa makan dan diberi nikmat sehat.

Pada hari berikutnya Pak Rudi berkeliling ke kampung sebelah. Tak disangka di perempatan jalan tiba-tiba ada sebuah mobil berhenti didepannya. Ada seorang ibu paruh baya keluar dari mobil. Dia memborong semua sapu lidi Pak Rudi sebesar Rp. 300.000,- tanpa menanyakan harga satuannya.
“Ibu mau membeli semua sapu lidi saya sebesar Rp. 300.000,-? Padahal harga satuannya kan…” Omongan Pak Rudi dipotong oleh wanita paru baya itu.
“Pokoknya saya memborong sapu lidi Bapa. Mau tidak?”
“Oh iya mau, mau.” Jawab Pak Rudi tergagap. Akhirnya doanya terjawab juga. Dengan uang sebesar itu, dia bisa membayar uang ujian semesteran Doni dan membayar utang pada Bu Titin dan Bu Salma. Semua keluarga bersyukur meskipun uang tersebut tak seberapa. Namun dimata keluarga pak Rudi uang sebesar itu bisa meringankan beban keluarga. (Penulis adalah siswa kelas IX B MTs. Al-Mu'min)

Jumat, 07 Desember 2018

Opini


Gamang Menghadapi Usia 40 Tahun
Oleh Yeti Mulyati

                
Fitrah manusia tumbuh dan berkembang seiring dengan bergulirnya waktu. Begitu pula pertambahan usia terus merayap tanpa dapat dicegah. Namun kadang manusia tidak dapat menerima kenyataan, pertambahan usia yang semakin tua membuatnya gamang bahkan panik. Hal ini sering terjadi pada kaum hawa meskipun kaum adam pun tidak luput dari kepanikan. Menjelang usia 40 tahun akan terjadi perubahan fisik, bahkan masalah kesehatan pun mulai muncul. Inilah alasan kuat yang menjadikan mereka gamang terutama di kalangan wanita.

Memang tak dapat dipungkiri, pada usia 40 tahun akan terjadi krisis penampilan dan kesehatan. Hal ini disebabkan karena manusia kurang disiplin dalam mengkonsumsi makanan dan cara hidup sehat ketika usia muda. Misalnya metabolism melambat  karena berat badan pada sebagian besar wanita bertambah 6 kg antara usia 40 dan 55 tahun. Hal ini disebabkan karena banyak mengkonsumsi makanan cepat saji dan makanan yang digoreng. Gejala lainnya, tubuh mulai terasa nyeri. Sekitar usia 40 tahun persendian akan terasa sakit dan nyeri sehingga beresiko menderita kram kaki. Hal ini tidak akan terjadi jika kita sewaktu muda disiplin dalam mengkonsumsi makanan yang bergizi serta rajin olah raga.

Masalah lain yang timbul pada usia 40 tahun adalah tulang menjadi rentan menipis bahkan terjadi osteoporosis. Hal tersebut dapat dicegah dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung kalsium yaitu sebanyak 1.000 sampai 1.500 miligram kalsium per hari. Pada usia ini juga, beban hidup dapat menjadikan seseorang stress karena pada usia 40 tahun rasa tanggung jawab semakin tinggi. Semakin tinggi tingkat stress maka akan berpengaruh pada penampilan fisik, misalnya mulai terlihat kerutan-kerutan tipis pada wajah sehingga terlihat tua.

Itulah fakta-fakta yang membuat orang gamang dalam menghadapi usia 40 tahun. Padahal fakta tersebut dapat ditepis dengan hidup sehat dan lebih disiplin dalam mengkonsumsi makanan. Begitu pula dalam ajaran Islam menyebutkan bahwa usia 40 tahun merupakan usia produktif. Pada usia ini manusia mencapai puncak kehidupan yang lebih baik terutama intelektual, emosi, dan spiritual. Pada usia ini manusia meninggalkan usia mudanya menuju usia dewasa. Seperti yang dijelaskan dalam QS. Al-Ahqaf ayat 15 bahwa Allah SWT berfirman, “Apabila dia telah dewasa dan usianya sampai empat puluh tahun, ia berdo’a, “Ya Rabb-ku, tunjukkanlah kepadaku jalan untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada kedua orangtuaku dan supaya aku dapat berbuat amal yang shaleh yang engkau ridhai. Berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim.”

Nah, jika dihitung secara matematis pada dasarnya usia manusia yang mancapai 40 tahun, seorang anak adam telah melampaui 2/3 umurnya. Dengan demikian sisa 1/3 umurnya digunakan untuk menyempurnakan hal-hal yang tertinggal. Maka seyogyanya pada usia ini dijadikan muhasabah (mawas diri). Seperti yang dijelaskan pada QS. Fathir ayat 37 yang ditafsirkan oleh Imam Ibnu Katsir bahwa manusia apabila menjelang usia 40 tahun hendaklah memperbarui taubat dan kembali kepada Allah dengan bersungguh-sungguh. Apabila hal itu berlaku menjelang usia 40 tahun, maka Allah memberikan janji-Nya dalam ayat setelahnya, yaitu kematangan. Usia 40 tahun adalah usia matang bagi kita bersungguh-sungguh dalam hidup. Mengumpulkan pengalaman, menajamkan hikmah dan kebijaksanaan, membuang kejahilan ketika usia muda, lebih berhati-hati, melihat sesuatu dengan hikmah dan penuh penelitian. Meskipun demikian bukan berarti beramal soleh dan bertobat dimulai usia 40 tahun. Bagi para muda beramal soleh dan bertobat harus setiap saat karena kematian itu misterius, tidak tahu muda atau tua. Kalau sudah datang tak dapat dihindari. Artinya usia 40 tahun yaitu usia untuk meningkatkan kualitas hidup. Dari baik menuju arah lebih baik lagi.

Oleh karena itu, untuk anak adam tak perlu gamang menghadapi usia 40 tahun karena usia inilah untuk pencapaian kesempurnaan. Usia 40 tahun merupakan usia istimewa karena terjadinya kematangan intelektual, emosi, dan spiritual. Lihatlah di luar sana banyak orang yang berprestasi pada usia 40 tahun. Begitu pula banyak para pejabat-pejabat, elit politik yang sukses pada usia 40 tahun. Hal ini sudah sunatullah yang telah dimulai sejak zaman Rasulullah. Nabi Muhammad SAW diutus menjadi nabi pada usia 40 tahun. Begitu pula nabi-nabi yang lain kecuali Nabi Yahya AS dan Nabi Isa AS.

Dari penjelasan tersebut, maka jelaslah usia 40 tahun merupakan usia keemasan. Karena pada usia tersebut terjadi proses penyempurnaan,  inteletual, emosi, dan spiritual. Masalah perubahan fisik dikembalikan pada kedisiplinan kita dalam menjalankan hidup sehat. Toh, banyak anak manusia yang terlihat tua dari umur yang sebenarnya. Anak muda yang perutnya buncit-buncit karena banyak mengkonsumsi makanan dan minuman instan.

Rabu, 05 Desember 2018

Resensi Novel

Gadis Inspiratif untuk Kalangan Hawa 
Oleh Yeti Mulyati

Judul Buku : Tentang Kamu
Pengarang : Tere Liye
Penerbit : Republika
Tahun Terbit : 2016
Cetakan : ke-2
Tebal Buku : vi + 524 halaman

Tere Liye kembali dengan novel terbarunya yang berjudul Tentang Kamu. Novel ini mampu menggugah hati yang dipenuhi kerikil-kerikil kebencian menjadi hati yang pemaaf. Bagaimana tidak, Tere Liye menyampaikan pandangannya tidak seperti sedang menggurui namun melalui tokoh Sri Ningsih yang dikemas menjadi sosok wanita yang tidak terlalu cantik namun memiliki hati mutiara. 

Novel yang berjudul Tentang Kamu karya Tere Liye dapat dikategorikan novel inspiratif, terutama bagi para wanita yang krisis dengan kepercayaan diri dengan penampilan. Sosok Sri Ningsih yang digambarkan Tere Liye sebagai gadis yang memiliki kulit hitam, gempal serta pendek namun memiliki kepribadian yang membuat orang disekitarnya nyaman. Tak memiliki rasa dendam terhadap orang-orang yang membencinya termasuk ibu tirinya yang menganggapnya sebagai anak sial dan dikutuk. Rentetan musibah yang menimpanya telah membuat gadis kecil ini kuat dan selalu menjadi jiwa pemaaf. 

Untuk menampilkan sosok Sri Ningsih, Tere Liye melibatkan tokoh Zaman seorang mahasiswa Oxford University yang sedang menyelesaikan kuliahnya master hukum. Tokoh Zaman ditunjuk oleh Thompson & Co (sebuah firma hukum) untuk menyelesaikan harta warisan Sri Ningsih setelah satu hari kematiannya saat itu. Pada saat itu peraturan di Paris jika kekayaan tidak memliki ahli waris, maka kekayaan itu menjadi milik Ratu Inggris. Pada saat itu firma hukum Thomson & Co mendapatkan surat yang tidak tahu pengirimnya untuk menyelesaikan warisan sebesar satu miliar pounsterling atau setara dengan 19 Triliun rupiah. Surat itu datang sehari sebelum kematian Sri Ningsih. 

Melalui tokoh Zaman, Seluruh kehidupan Sri Ningsih dapat dikupas secara detail mulai dia dilahirkan di Pulau Bugin Sumbawa sampai meninggal di kota besar Paris. Melalui penelusuran Zaman ada 5 orang tokoh yang menceritakan kisah kehidupan Sri Ningsih. Dimulai dari kisah Ode seorang tua di kota Sumbawa. Ode pada saat Sri Ningsih dilahirkan berusia 9 tahun. Dia tahu persis bagaimana ibu Sri Ningsih meninggal setelah kelahiran bayinya. Pada saat ayahnya meninggal, ibu tiri Sri Ningsih berbalik menjadi garang karena dia menganggap Sri sebagai anak sial dan dikutuk. Rentetan penyiksaan ibu tirinya yang membuat Sri bertambah kuat. Namun Sri tidak pernah membenci ibunya. Hal ini dia buktikan ketika rumahnya terbakar. Sri berani menerobos kobaran api untuk menyelamatkan ibu dan adik tirinya. Adik tirinya dapat diselamatkan, namun ibu tirinya tidak karena kakinya terhimpit kayu sehingga sulit bagi Sri untuk membopongnya. Pada saat itu Nussi Maratta melihat ketulusan anak tirinya. Namun terlambat api semakin membesar dan dia menyuruh Sri untuk pergi menyelamatkan adiknya Tilamuta. 

Bagian berikutnya kehidupan Sri Ningsih di Pesantren. Bagian ini diceritakn oleh tokoh Nuraeni sahabat Sri Ningsih. Pada bagian ini kehidupan Sri lebih menyakitkan karena penghianatan sahabatnya sehingga memakan berpuluh-puluh nyawa. Bahkan adiknya Tilamuta terbunuh mengenaskan dengan potongan-potongan tubuh, dagingnya berceceran karena sebagian dimakan anjing. Pada saat itu Sri sekolah di Pesantren yang dipimpin oleh kiyai Ma’sum sampai menjadi tenaga pengajar di sana. Dia bersahabat dengan Nuraeni anaknya kiyai ma’sum dan Lastri anak angkatnya kiyai ma’sum. Namun persahabatan mereka hancur akibat kebencian Lastri yang merasa cemburu pada kehidupan Nuraeni. Setelah Nuraeni menikah sebagian kegiatan kepesantrenan dipercayakan pada Arifin suami Nuraeni. Sri merasa lahan suaminya Musoh direbut. Akhirnya Lastri dan Musoh mengundurkan diri menjadi guru. Pada bagian ini Tere Liye berhasil menggambarkan Susana pemberontakan tahun 60-an. Pemberontakan yang mencekam namun dapat dilumpuhkan oleh pemerintah. Pada saat itu Lastri dan Musoh dengan kelompok tersebut dengan menggalang kekuatan untuk menyerang dan membantai pesantren kiyai Ma’sum. Dan pembantaian itu terjadi begitu cepat. Para santri yang tidak sempat menyelamatkan diri mandi darah. Keluarga kiyai Ma’sum disekap di pabrik gula kemudian dibakar. Namun aksi itu dapat dihentikan karena Sri Ningsih yang sebelumnya diculik oleh Lastri dan disekap dapat menyelamatkan diri. Bersama warga Sri Ningsih menuju pabrik gula meskipun hanya Nuraini dan Arifin yang selamat. 

Bagian ketiga yaitu kehidupan Sri Ningsih di kota Jakarta. Untuk melupakan pembantaian itu, Sri Ningsih merantau ke kota Jakarta. Sri Ningsih berjuang untuk menaklukkan kota Jakarta. Dan itu berhasil. Mulai dari jualan nasi goring di tanah abang sampai menjadi pengusaha besar toiletres. Namun yang mengherankan setelah perusahaannya besar dan banyak diperhitungkan oleh para pesaingnya, Sri Ningsih menjual saham perusahaan tersebut dan dipercayakan pada Chaterine. 

Bagian keempat, Sri Ningsih tinggal di London. Di sinilah Sri menemukan cinta sejatinya. Di sini Sri mampu menaklukkan kota London sebagai sopir bus. Dialah wanita satu-satunya pada saat itu yang menjadi sopir bus. Berkat kepribadiannya yang selalu ingin menolong orang lain akhirnya ada pria Turki yang jatuh cinta pada gadis gempal asal pulau Bugin. Mereka menikah namun pernikahannya dilanda musibah. Sri dua kali mengandung namun anak-anaknya tidak ada yang selamat. Kemudian disusul oleh Hakan suaminya, meninggal dunia untuk selama-lamanya. Hakan meninggalkan perusahaan yang bergerak dibidang IT. Perusahaan itu dipercayakan pada Aamir tetangganya yang sudah dianggap keluarga sendiri. Kembali lagi Sri meninggalkan tempat itu secara diam-diam. 

Bagian kelima. Inilah bagian akhir dari kehidupan Sri, namun bagian yang paling menyenangkan karena pada bagian ini Sri dapat berkreasi dan keliling dunia. Setelah meninggalkan segala kenangan dengan suaminya, Sri tiba di sebuah panti jompo yang terletak di kota Paris. Di panti jompo inilah Sri banyak belajar berbagai ilmu dengan membaca, berkreasi dan berkebun. Di sini kehidupannya tanpa beban. Kemudian Sri melamar menjadi guru menari. Dari profesi inilah Sri dapat keliling dunia untuk mengantarkan anak-anak didiknya mengikuti berbagai pementasan dan kompetisi. Hingga akhirnya dia mendadak sakit dan meninggal dunia. Namun sebelum meninggal dunia Sri sempat menitipkan dua surat kepada temannya di panti jompo dengan tujuan ke Indonesia dan London. Kedua surat itulah yang menjadi penyelesaian konflik yang terjadi pada novel ini. 

Rentetan kejadian tersebut bukanlah konflik utama dalam novel karya Tere Liye ini. Namun Tere Liye mampu menghadirkan kejadian-kejadian tersebut sebagai peristiwa-peristiwa penting untuk menuju ke penyelesaian. Dengan mengawali cerita ini dengan kasus pencarian ahli waris sebesar satu miliar pounsterling atau setara denga 19 triliun rupiah, Tere Liye berhasil untuk menjebak pembaca sehingga pembaca diselimuti rasa penasaran dengan terus membaca tiap bagian novel ini. 

Novel ini berakhir happy ending yaitu dengan keberhasilan Zaman menemukan dan menangkap orang yang membuat Sri ketakutan. Ya Lastri sahabat Sri berhasil meloloskan diri dari penjara dan dia terus menguntit kehidupan Sri. Berpindahnya Sri dari Jakarta ke London, dari London ke Paris untuk menghindari kejaran Lastri. Dan itu Sri rahasiahkan. Setelah kematian Sri, Lastri berpura-pura menjadi mertua Tilamuta dengan tujuan untuk memburu harta warisan itu. Tilamuta merupakan pewaris tunggal karena Sri hanya memiliki satu saudara. Namun aksi Lastri dapat dibongkar oleh Zaman sekaligus membebaskan Tilamuta yang selama berpuluh-puluh tahun dikerangkeng. Tilamuta yang dianggap sudah mati ternyata pada saat penyerangan ke pesantren diculik terlebih dahulu sama halnya dengan Sri. Namun Tilamuta tidak dapat membebaskan diri seperti Sri yang berhasil kabur. Namun berkat kecerdasan Sri yang berpura-pura menjual perusahaan toiletres di Jakarta, usaha Lastri gagal. Sebelum menjelang ajalnya Sri mengirimkan dua surat wasiat yaitu ke Thompson & Co dank e Indonesia yaitu sahabatnya Nuaini. 

Menilik dari rangkaian peristiwa, novel ini menggunakan alur campuran yang variatif. Jenis alur ini sulit diterapkan oleh penulis pemula. Namun Tere Liye dengan kepiawaiannya mampu menyelesaikan cerita ini dengan cara mengesankan. Begitu pula bahasa yang digunakan menarik, energik, penuh dengan motivator serta menggunakan gaya bahasa yang luwes. Cara pendeskripsian latar tempat, waktu, dan keadaan sangat mempengaruhi pembaca. Pembaca seolah-olah menyaksikan dan merasakan rentetan kejadian yang dideskripsiskan dengan kalimat-kalimat pendek. Hal yang disayangkan dalam novel ini yaitu judulnya terlalu sederhana sehingga pembaca sulit menduga jenis novel ini. Namun setelah dibaca ternyata novel ini termasuk novel inspiratif yang penuh dengan misteri. Nah, novel ini bagus dibaca oleh semua kalangan karena novel ini kaya dengan pesan moral seperti, pentingnya kesetiaan, perjuangan yang tiada batas, kebaikan pasti akan menuai kebaikan pula. Dengan membaca novel ini, Anda belajar banyak hal.